Bagian 2
Kapasitas Cinta yang Normal
Setelah beberapa tahun silam kalangan pria dihebohkan dengan fenomena batu akik, kemudian muncul fenomena pecinta bunga atau 'Janda Bolong' lalu 2 tahun belakangan muncul fenomena pemeliharaan kucing sebagai 'gaya hidup' baru. Tetapi dari fenomena itu kita sadae betul, segala sesuatu itu akan habis masanya dan berganti dengan masa yang baru. So, ternyata tidak ada cinta yang abadi selain keabadian cinta yang misteri. Begitu juga dengan fenomena kucing yang hampir setiap rumah saat ini memiliki kucing. Kucing-kucing itu tidak lagi mengenal tulang ikan, tidak lagi kepo dengan kehadiran kecoa dan tikus bahkan parahnya tidak lagi peka terhadap perubahan lingkungan atau cuaca. Sama saja menghilangkan insting hewani, begitukah sayang dan cinta? Perlahan membunuh alamiah. Lalu, di mana lagi letak lucunya Tom and Jerry jika hanya kepo terhadap sinar laser yang dimainkan dengan battery tetapi tidak tahu dengan bunyi langkah tikus. Atau, kita akan menciptakan genosida gaya baru dengan berdalihkan "cinta"-- membiarkan populasi tikus berkembang dan meraja lelah di bawah meja makan.
Lalu, berapakah harusnya jumlah kucing yang normal atau ideal untuk dipelihara dan lingkungan seperti apa. Baik, kita kupas dari berbagai aspek keselamatan manusia juga kucing itu sendiri.
Jumlah ideal memelihara kucing sangat bergantung dari berbagai faktor. Seperti kemampuan finansial, ukuran rumah, lingkungan dan waktu yang kita miliki. Sebenarnya tidak ada batasan tunggal yang berlaku untuk semua orang selama berbagai faktor keselamatan terpenuhi, tetapi para ahli memiliki beberapa panduan umum. Berikut adalah pertimbangan utama untuk menentukan jumlah kucing yang ideal :
1. Jumlah yang disarankan
Minimal dua ekor : Beberapa ahli merekomendasikan untuk memelihara setidaknya dua ekor kucing saja. Kucing adalah hewan sosial dan kehadiran teman sesama kucing dapat mencegah mereka merasa kesepian tetapi juga seseorang akan menjadi lebih agresif atau tidak peduli terhadap di sekitar karena kurang bersosialisasi. Maksimal empat hingga lima ekor : Kebanyakan dokter hewan dan pakar perilaku hewan berpendapat bahwa lebih dari lima kucing dalam satu rumah tangga dapat meningkatkan masalah medis dan perilaku.
Beberapa konsultan perilaku kucing berpendapat bahwa jumlah ini adalah "sweet spot" atau jumlah yang paling optimal bagi kebanyakan orang untuk merawatnya dengan baik.
2. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Ukuran rumah : Pastikan memiliki rumah cukup luas untuk menampung semua kucing. Jumlah kucing yang terlalu banyak di ruang terbatas dapat menyebabkan stres dan pertengkaran. Maka, kucing-kucing itu harus memiliki taman alami sebagai tempat bermain-- kucing yang sakit alamiah akan bisa megobati dirinua sensiri, salah satunya dengan memakan rumput.
3. Kemampuan finansial : Setiap kucing membutuhkan biaya untuk makanan, pasir, mainan, dan terutama perawatan medis (vaksinasi, sterilisasi, dan pemeriksaan rutin). Pastikan kita bertanya isi ATM terlebih dahulu, jangan sampai kucing kenyang tapi penghuni rumah busung lapar, ini salah juga.
4. Waktu dan perhatian : Setiap kucing memerlukan perhatian dan interaksi dengan pemiliknya. Memelihara terlalu banyak kucing bisa membuat kita kewalahan dan tidak mampu memberikan kasih sayang yang cukup kepada masing-masing kucing, akibatnya kucing bisa stres dan kucing juga tidak mau sembarangan dekat dengan orang baru atau mereka yang tidak biasa berinteraksi.
5. Memahami Kepribadian kucing : Beberapa kucing lebih toleran terhadap kucing lain, sementara yang lain lebih antisosial. Hal ini harus diketahui, tidak saja perhatian karena setuap kucing memiliki kepribadian yang tidak akan pernah sama dalam beradaptasi.
Bersambung--
Sumber : Dokter Hewan, Pemerhati Kucing dan Wikipedia.
Sulthan Indra. Penulis, Jurnalis Aktivis Pendidikan dan Lingkungan.

0 Komentar