Bagian 3
Cinta yang Berbahaya
Di bagian bab ini, kita akan membahas apa saja yang membahayakan memelihara cinta tanpa pengetahuan. Terutama terkait memelihara kucing yang berlebihan.
Kita sadar betul, setiap kotoran mengandung bakteri. Begitu juga dengan kotoran kucing. Ternyataz kotoran kucing ini justru lebih membahayakan dibandingkan dengan kotoran beberapa hewan peliharaan. Bahkan tanah sekali pun enggan untuk menerima kotoran kucing sebagai pupuk alami. Ah, ternyata ada toh cinta yang bisa menimbulkan malapetaka.
Bahaya bakteri dari aroma kotoran kucing meliputi penularan toksoplasmosis oleh parasit Toxoplasma gondii, serta risiko infeksi bakteri seperti E. coli dan Salmonella. Jadi, itukah cinta yang kita cium-cium? Mungkin spai di sini saja kita sudah bisa membayangkan bahayanya tetapi baiknya kita perjelas sesikit lagi agar cinta tidak berbahaya.
Aroma yang menyengat dari kotoran kucing sendiri berasal dari amonia, yang jika terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan iritasi pernapasan dan gejala seperti mual atau sakit kepala, terutama pada orang dengan kondisi paru-paru yang kurang sehat.
Untuk ibu hamil, risiko terbesar berasal dari toksoplasmosis yang menular melalui kotoran kucing mengakibatkan reaksi alergi dan pernapasan.
Secara umum, pH kotoran kucing cenderung bersifat asam. Nilai pastinya dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, terutama pola makan dan kondisi kesehatan kucing.
1. Faktor yang memengaruhi pH kotoran kucing :
- Pola makan : Makanan dengan tinggi protein dapat menghasilkan kotoran yang lebih asam. Sebaliknya, makanan dengan kandungan protein lebih rendah cenderung menghasilkan kotoran dengan pH yang basa.
- Kesehatan saluran pencernaan : Kondisi kesehatan usus, seperti penyakit radang usus (IBD), dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dan mengakibatkan perubahan pH yang signifikan pada kotoran kucing.
- Parasit dan infeksi : Infeksi saluran cerna atau keberadaan parasit dapat menyebabkan kotoran berbau tajam, asam, atau busuk, yang mengindikasikan ketidakseimbangan pencernaan.
2. Perbedaan dengan pH urin.
- Penting untuk membedakan antara pH kotoran dan pH urin,
pH kotoran berhubungan dengan proses pencernaan di usus sementara pH urin berhubungan dengan fungsi ginjal dan saluran kemih. pH urin yang sehat pada kucing berada di kisaran 6,3 hingga 6,6, sedikit lebih asam. Jika pH urin terlalu basa atau terlalu asam, ini dapat menjadi kondisi ideal untuk pembentukan kristal atau batu ginjal.
3. Mengapa kotoran kucing berbahaya bagi tanaman.
Banyak pertanyaan semenjak fenomena memelihara kucing sebagai gaya hidup. Apakah kotoran kucing bisa diletakkan di dekat tanaman? Atau kenapa kotoran kucing justru bisa membunuh tanaman? Hal itu diakibatkan puyengnya kepala si pemilik kucing memikirkan hendak di buang ke mana kotoran kucing.
Kotoran kucing tidak boleh digunakan langsung sebagai pupuk tanaman. Karena sifatnya yang asam, serta kandungan bakteri dan parasit (seperti Toxoplasma gondii) yang berbahaya, dapat mengganggu keseimbangan pH tanah dan menimbulkan risiko kesehatan pada manusia dan hewan lain. Kotoran ini perlu diolah terlebih dahulu, seperti melalui proses pengomposan yang benar, sebelum aman digunakan. Barangkali cara mengolah kotoran kucing ini agar menjadi pupuk kompos layak juga dipelajari secara khusus agar bisa menjadi nilai tambah finansial.
Bersambung--
Sumber : Dokter Hewan dan Wikipedia.
Sulthan Indra. Penulis, Jurnalis Aktivis Pendidikan dan Lingkungan.

0 Komentar