Advertisement

Responsive Advertisement

Baik Buruknya Tom and Jerry




Bagian 4

Tidak Semua Bulu Layak Mendapat Cinta


Kucing sebagai hewan berbulu yang paling banyak mendapat tempat di hati manusia, hampir semua kalangan mencintai hewan ini. Terlebih kucing peranakan yang memiliki bulu lebat dan tebal. Namun, pernahkah kita menyadari bahaya bulu kucing ini? Entah itu kucing kampung biasa atau kucing peranakan.


Bahaya utama bulu kucing adalah menimbulkan reaksi alergi yang dapat menyebabkan gejala seperti bersin, gatal-gatal, pilek bahkan bisa memicu penyakit asma. Selain itu, bulu yang tidak terawat dapat menjadi perantara penularan penyakit seperti kurap (infeksi jamur). Kemudian akibat dari cakar kucing pun bisa menimbulkan bakteri Bartonella henselae. 


Beberapa Bahaya Akibat Bulu Kucing :


1. Alergi : Alergi bulu kucing sebenarnya disebabkan oleh protein pada air liur dan urin kucing, yang menempel pada bulu saat ia menjilati dirinya sendiri. Gejalanya meliputi bersin, pilek, mata gatal, ruam, dan gatal-gatal pada kulit. 


2. Asma : Paparan bulu kucing dapat memicu serangan asma pada orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan yang diakibatkan dari iritasi saluran napas.

 

3. Penyakit menular bernama Toksoplasmosis : Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang terdapat pada kotoran kucing. 



4. Kurap : Infeksi jamur ini dapat menular melalui kontak langsung dengan bulu kucing yang terinfeksi jamur. 


5. Penyakit cakar kucing (Cat-scratch disease) : Terjadi akibat bakteri Bartonella henselae yang dapat berpindah ke manusia melalui gigitan atau cakaran, bahkan melalui bulu kucing yang terkontaminasi. 


6. Campylobacteriosis : Infeksi bakteri ini dapat menular melalui kontak dengan feses atau bulu kucing yang terkontaminasi, menyebabkan diare, demam, dan kram perut. 



7. Tersedak : Bulu kucing yang tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan tersedak pada bayi dan anak-anak. 


8. Cacing gelang (Toxocariasis): Infeksi parasit yang langka, disebabkan oleh telur cacing yang dikeluarkan melalui kotoran kucing.


Selain itu, bahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, cacat lahir, atau gangguan perkembangan pada janin. Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan sistem kekebalan tubuh lemah. 


So, begitu banyaknya penyakit yang dapat menular dari kucing ke manusia (Zoonosis) apabila kita tidak mengetahui secara matang sebelum memelihara kucing.


Lalu, bagaimana cara kita mencintai dengan cara yang sehat sehingga tidak saling menyakiti?


Untuk jawabannya, tentu kita sendiri yang mengetahui. Jika benar-benar cinta, maka jangan saling memberi penyakit dan memelihara cinta itu sendiri dengan normal. 


Kucing adalah makhluk sosial yang mampu menghibur manusia, bisa merasakan perasaan si empunya dan tentu ada di dalam anjuran agama. Tetapi satu hal yang harus kita sadari, di dalam agama sekali pun, sesuatu yang berlebihan itu pun akan menjadi salah dan tidak dibenarkan.


Mari kita cintai kucing tanpa menghilangkan insting hewaninya dan tidak melebih-lebihkan yang pada akhirnya salah satu akan saling menimbulkan penyakit. Entah itu penyakit untum si kucing atau untuk manusia dan lingkungan itu sendiri.

Tamat.


Sumber : Dokter Hewan dan Wikipedia.


Sulthan Indra. Penulis, Jurnalis Aktivis Pendidikan dan Lingkungan.



Posting Komentar

0 Komentar